• Tag Archives Fosil Laut di Puncak
  • Terdapat Fosil Laut di Puncak Gunung, Kok Bisa? Ini Penjelasannya

    Posted on by admin

    Terdapat Fosil Laut di Puncak Gunung, Kok Bisa? Ini Penjelasannya

    pdgijakartabarat.org – Berbagai temuan fosil berasal dari era ke era selamanya menyibak misteri. Namun fosil yang satu ini sungguh membawa dampak bingung dan tidak terpikir sebelumnya. D itemukan fosil laut di puncak Gunung Everest. Di puncak gunung tertinggi dunia tersebut, terkandung sedimen batu kapur yang di kenal bersama dengan nama ‘Batu Kapur Qomolangma’. Di dalamnya terkandung sejumlah fosil makhluk laut berasal dari Zaman Ordovisium sekitar 488,3 juta-443,7 juta tahun lalu.

    Penjelasan Fosil Laut Berada di Puncak

    Menurut IFL Science, fosil semacam itu di temukan di semua Himalaya, dan temuannya terhitung trilobita, brakiopoda, ostracod, dan crinoid. Ini bukanlah bukti banjir besar yang menyelimuti dunia seperti yang diklaim tidak benar satu pengguna Facebook di kelompok Facebook Fraudulent Archaeology Wall of Shame. Sebelumnya terhitung tersedia klaim serupa dan ini tidak benar. Faktanya, temuan tersebut adalah bukti ada lempeng tektonik.

    Hampir semua batuan sedimen terbentuk oleh erosi air, mengalami penggilingan batuan selama ribuan atau jutaan tahun, sebelum saat kelanjutannya di padatkan dan di ubah jadi batuan sedimen. Ilmuwan menyebut, batuan sedimen dan keberadaan makhluk laut purba memberi memahami kami bahwa batu di puncak Gunung Everest dulunya berada di bawah air. Hal ini terhitung memberitahu kami bahwa suatu hal berjalan yang mempunyai batu itu setinggi 8.000 mtr. di atas permukaan laut. Jawabannya bisa saja besar adalah lempeng tektonik. Everest dan Himalaya terbentuk akibat tumbukan pada lempeng benua Eurasia dan India, yang di awali sekitar 40-50 juta tahun lalu.

    “Lempeng Eurasia sebagian terkulai dan tertekuk di atas lempeng India, tetapi karena kepadatannya yang rendah atau kekuatan apungnya tinggi, tidak tersedia lempeng benua yang sanggup tersubduksi,” kata laporan The Geological Society. Hal ini membawa dampak kerak benua menebal akibat pelipatan dan patahan akibat style kompresi yang mendorong pegunungan Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet.

    Baca Juga : Dibalik Kisah Hotel Angker di Solo Dari Sejarah Kelam Tentara Jepang