Heboh! Food Vlogger Surabaya Ditampar Karena Review

Heboh! Food Vlogger Surabaya Ditampar Karena Review Jujur, Ini Kronologinya

Heboh Food Vlogger Surabaya Ditampar Karena Review – Kejadian mengejutkan menimpa seorang food vlogger asal Surabaya yang dikenal sering membagikan review jujur tentang kuliner lokal. Insiden bermula ketika sang vlogger mengunggah video review salah satu makanan dari pedagang di kawasan Surabaya. Review tersebut dinilai kurang menyenangkan bagi pemilik dan beberapa warga sekitar.

Menurut keterangan, vlogger itu sempat memberikan kritik terkait rasa dan harga makanan yang dianggap tidak sebanding. Beberapa warga merasa tersinggung dengan komentar tersebut. Situasi memanas ketika vlogger tersebut kembali ke lokasi untuk membuat konten tambahan. Saat itulah, seorang warga yang merasa tidak terima langsung menampar sang vlogger di depan umum.

Reaksi Cepat dari Korban

Tidak tinggal diam, food vlogger tersebut segera melaporkan tindakan kekerasan yang di alaminya ke pihak kepolisian. Ia menegaskan bahwa dirinya hanya menyampaikan pendapat pribadi soal makanan, tanpa bermaksud merugikan pihak manapun.

Dalam laporannya, ia juga menyampaikan adanya ancaman verbal yang di alamatkan kepadanya setelah review viral di media sosial. Hal ini membuatnya merasa perlu mencari perlindungan hukum demi keselamatan diri.

Tanggapan Polisi dan Proses Hukum

Polisi Surabaya langsung menindaklanjuti laporan tersebut. Pihak kepolisian menyatakan bahwa tindakan kekerasan fisik, termasuk penamparan, tetap di anggap tindak pidana meskipun di picu oleh perbedaan pendapat. Saat ini, pelaku sudah di mintai keterangan dan proses hukum masih berjalan.

Baca Juga : Kisah Nyata Anak Sekolah di Lampung Rela Hadapi Bahaya untuk Belajar

Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan dunia content creator, khususnya food vlogger yang semakin populer di kalangan masyarakat. Polisi juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak menyikapi kritik di dunia maya agar tidak berujung pada kekerasan.

Dampak pada Dunia Food Vlogger

Insiden ini menimbulkan di skusi luas di kalangan netizen. Sebagian mendukung langkah vlogger yang berani melaporkan kejadian tersebut, sementara sebagian lain menilai seorang reviewer sebaiknya lebih berhati-hati dalam menyampaikan kritik.

Fenomena ini menunjukkan bahwa profesi food vlogger tidak selalu berjalan mulus. Meski tujuannya untuk berbagi informasi kuliner, kritik yang di lontarkan bisa saja menyinggung pihak tertentu. Oleh karena itu, di perlukan keseimbangan antara kebebasan berpendapat dan etika dalam menyampaikan ulasan.

Pelajaran yang Bisa Dipetik

Dari insiden ini, ada beberapa pelajaran penting:

Kebebasan berekspresi harus di sertai tanggung jawab. Reviewer sebaiknya menggunakan bahasa yang santun.

Respon masyarakat sebaiknya proporsional. Kritik tidak perlu di balas dengan kekerasan.

Hukum melindungi korban kekerasan. Siapapun yang merasa di rugikan secara fisik tetap memiliki hak untuk melapor.

Kasus food vlogger Surabaya ini di harapkan menjadi pengingat bagi content creator dan masyarakat agar sama-sama menjaga etika komunikasi, baik di dunia nyata maupun media sosial.