pdgijakartabarat.org – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, ada prediksi gelombang kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia kali ini baru bakal mengalami penurunan terhadap Februari 2024. Disebutnya, di pada lebih berasal dari 2 ribu kasus baru COVID-19 di dalam sepekan ini, sebanyak 43 persennya merupakan infeksi varian JN.1.
Gejala Covid-19 JN1
“Jadi kenaikannya dia pesat, bermakna dia mendominasi varian yang ada. Kalau pengalaman kita di sebelum-sebelumnya begitu dia sampai 80 persen, di atas 80 % itu peak-nya tercapai,” ungkap Menkes di dalam konferensi pers, Jumat 22-12-2023.
“Jadi semestinya di Januari itu peak-nya udah di capai. Nah peaknya berapa lama? Biasanya kita turun tidak lebih berasal dari satu bulan. Peak-nya paling 2 minggu sampai 4 minggu maksimal udah sesudah itu berjalan penurunan,” imbuhnya.
Menkes melaporkan, Indonesia mencatat umumnya kasus COVID-19 sebanyak 2.800 kasus per minggu. Meski penambahan kasus baru ini terhitung pesat, Menkes menyebut, angkanya masih tergolong sedikit. Juga menyaksikan situasi COVID-19 di negara tetangga, Menkes menyoroti potensi penurunan kasus COVID-19 di Indonesia terhitung bakal berjalan di dalam sementara yang tidak lama lagi.
“Varian JN.1 yang banyak terhitung berjalan di luar negeri. Kita menyaksikan di negara tetangga udah berjalan penurunan. Harusnya kebanyakan itu mudah-mudahan di dalam sementara yang tidak amat lama kembali berjalan di kita,” pungkas Menkes.
Dalam peluang terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati menjelaskan, varian JN.1 lebih menular di bandingkan varian Corona yang menyebar sebelumnya. Hingga kini tercatat ada 38 kasus COVID-19 bersama dengan infeksi varian JN.1 di lokasi Jakarta selama 2023. Menurutnya, tanda-tanda infeksi varian ini sesungguhnya tidak jauh berbeda berasal dari varian Corona lainnya. Hanya saja, ada sedikit perbedaan tanda-tanda terhadap lidah pasien bersama dengan infeksi JN.1
“Varian JN.1 ada, kita udah ada. Sudah di temukan. JN.1 itu berasal dari hasil genome sequencingnya (pengurutannya) di Jakarta sejak awal 2023 udah di temukan 38 pasien,” kata Ani di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, di kutip Antara, Jumat 22-12.
“JN.1 ini sesungguhnya mirip saja. Subvarian turunan Omicron, cuma ada ciri-ciri khasnya. Lidahnya membuktikan warna lebih putih berasal dari biasanya,” sambungnya.
Hingga kini, tidak ada bukti bahwa JN.1 memicu tanda-tanda dan fatalitas yang lebih berat di bandingkan varian Corona lainnya. Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), tanda-tanda varian ini mirip bersama dengan penyakit lain yang seringkali nampak sementara musim dingin seperti flu, pilek, atau infeksi saluran pernapasan.
Gejala COVID-19 bersama dengan infeksi varian JN.1 COVID-19 meliputi:
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Demam
- Perubahan atau hilangnya rasa atau bau
- Hidung mampet dan pilek
- Kelelahan
- Brain fog’
- Sesak napas
- Gejala gastrointestinal (sakit perut, diare ringan)
Baca Juga : Pegawai Cafe di Bali Terlihat Cekcok Dengan Bule Russia Hingga Lempar Barang